Tuesday, August 14, 2012

Tantangan Baru

Bekasi,

Setelah sekian lama tidak mengunjungi blog ini, akhirnya bisa juga menulis lagi. Pantauan lokasi, ada di Bekasi, tidak jauh dari sungai yang menjadi batas wilayah Bekasi (Jawa Barat) dengan Jakarta Timur. Hari ini cerah dan sangat menjadi tantangan bagi yang sedang berpuasa. Salut buat mereka!

Berbicara tentang tantangan, hampir dua bulan aku menghadapi tantangan baru. Kalau sebelumnya, tantanganku adalah mengajar dan mendidik di Lampung dengan keunikan anak-anaknya dan jauh dari perkotaan. Kini tantanganku justru hidup di daerah kota, dekat dengan Jakarta yang dibilang kota metropolitan. Aku yang sudah lama tidak bergaul dengan kemacetan harus membiasakan diri. Jarak tempuh yang sebenarnya tidak terlalu jauh dicapai dalam waktu yang lama akibat macet itu. Aku yang biasanya senang berjalan kaki, tidak bisa kulakukan sepenuhnya di kota. Polusi yang ada membuat jalan kaki belum tentu menyehatkan bagi paru-paru apalagi jika dilakukan di pinggir jalan. Orang-orang pun banyak yang memakai masker (bukan masker wajah) untuk menutupi mulut dan hidung mereka selama perjalanan.

Selain itu, tentu saja tantangan dalam pekerjaan. Aku dituntut kreatif, coba mencari usaha yang bisa menghasilkan uang. Entah kenapa, aku merasa orang-orang kota ini ingin sekali mendapat kerja dengan gaji yang besar. Aku pun sempat ditawarkan. Namun jarak yang jauh dari tempat tinggal dan juga suasana yang kurang begitu pas denganku membuatku tidak menerimanya.

Pastinya akan banyak tantangan lagi tapi bukan untuk dihindari melainkan dihadapi. Terus belajar dan belajar!

Monday, June 18, 2012

Berhenti

Bekasi,

tanggal 15 Juni 2012 secara resmi aku meninggalkan GPM dan pekerjaan
sebagai guru di sana. Ketika beberapa orang tahu tentang pengunduran
diriku, 99% dari mereka akan bertanya seperti ini: "kok pindah? Dapet
kerjaan baru?" jika aku jawab tidak, ini lanjutannya: "mau nikah ya?".
Tampaknya kalau aku sudah menikah maka pertanyaannya mungkin seperti
ini:"ikut suami?". Apakah hal itu sudah umum di masyarakat? Tidak tahu
juga karena ini pertama kalinya aku berhenti kerja dan diberi
pertanyaan-pertanyaan itu. Tapi aku menjawabnya dengan bercanda saja.
Sekarang saatnya memulai lagi. Tantangan akan selalu ada, semoga semua
bisa dihadapi.

--
SMA Sugar Group
Mathematics Division
Gulaku
Jalan Cut Meutia no 58
Bandar Lampung 35000

Wednesday, June 06, 2012

Ucapan

Lampung,

Hari ini satu hal lagi dipelajari, tentang ucapan. Seringkali saya mengkritik orang lain karena ucapan mereka terutama ucapan mereka kepada saya. Tetapi kali ini saya melakukan hal yang saya kritik sendiri. Merasa malu atas hal ini.

Tadi sore saya bercanda dengan teman-teman guru. Seperti biasa kadang kami saling mengejek atau menertawakan tingkah laku kami yang seringkali aneh bin ajaib. Saya pun melakukan demikian. Biasanya saya berani melakukan itu jika memang sudah merasa dekat dengan orang-orang itu dan tahu mereka bisa diajak bercanda. 

Tanpa saya sadari, ternyata ada ucapan saya yang dimaksudkan bercanda malah menyinggung perasaan salah satu teman. Aku sadar ketika dia memberi tahu melalui pesan singkat di telepon. Saya meminta maaf dan tidak akan mengulanginya lagi. Saya tahu teman ini bukan orang yang sangat sensitif melainkan bisa diajak santai tapi tetap saja merasa bersalah padanya. Ini menjadi pelajaran. Sedekat apa pun dengan seseorang tetap harus memperhatikan perasaan mereka. Semoga mulai sekarang dan hari-hari selanjutnya saya lebih peka pada mereka. Bercanda dengan cerdas. :D

Friday, March 16, 2012

Keringat

Lampung,

Setiap orang pasti pernah berkeringat baik disengaja (karena beraktivitas atau berolahraga) dan tidak disengaja (karena panasnya matahari atau berada di dekat sumber panas lain), begitu pula aku. Tapi seringkali keringatku bukan hanya karena hal-hal yang aku sebutkan tadi, melainkan keluar begitu saja dari tubuku. Keringat itu ada di tangan dan kakiku (jika memakai sendal). Sejak aku menyadarinya, aku sering bertanya-tanya pada diriku sendiri dan kepada beberapa teman akrabku, kenapa bisa terjadi seperti itu. Ada yang bilang itu karena jantungku lemah. Aku pun sempat mengiyakannya. Tapi rasa-rasanya jantungku tidak begitu lemah, karena masih bisa mengontrolnya ketika ada sesuatu yang membuatku kaget. Sampai sekarang aku belum mencari lagi penyebabnya.

Namun yang ingin kubahas bukanlah penyebabnya melainkan sikap orang-orang di sekitarku ketika melihat hanya tanganku yang berkeringat tidak seluruh tubuhku. Banyak dari mereka bertanya dan melihat dengan aneh, terkesan itu adalah hal yang tidak baik. Mungkin karena banyak orang tidak ingin berkeringat. Produk untuk mencegah keringat pun ramai diiklankan. Aku pun merasa kurang percaya diri. Kadangkala ketika tanganku berkeringat dan ada orang yang mengajak salaman, aku akan bilang dulu ke mereka bahwa tanganku basah. Kalau mereka berbesar hati dan tetap mau salaman, aku pun menyalami mereka. Selain orang yang menganggap aneh, ternyata ada sedikit orang yang menganggap itu unik. Kadang malah mereka menanyakan tanganku sedang berkeringat atau tidak. Dan biasanya mereka yang menganggap itu unik adalah sahabat-sahabat terdekatku. Bahagianya memiliki sahabat yang mau menerima apa adanya.

Cerita tentang keringat..

Thursday, March 01, 2012

Layangan

Lampung,

Satu Maret tahun dua ribu dua belas. Sudah masuk di bulan Maret, waktu berlalu, akhir-akhir ini sepertinya berlalu begitu cepat. Libur 5 hari aku habiskan di rumah dan sekitarnya. Hari Selasa lalu, tepatnya di sore hari, ada kejadian yang lucu, menyenangkan, dan menggembirakan. Aku dan abangku berada di atas rumah. Kami melihat ada layangan orang tersangkut di atap rumah dan benangnya menjuntai panjang sampai ke lantai. Abangku pun berinisiatif untuk mengambil benang tersebut hingga ia mendapatkan layangan tersebut. Dia bilang padaku untuk menggulung benang dan mengulurnya jika diperlukan karena ia mau mencoba menerbangkan layangan tersebut. Setelah kira-kira 5 menit, akhirnya layangan itu dapat terbang dengan posisi abangku yang berdiri di atas tempat yang menurutku cukup berbahaya. Senangnya melihat layangan itu terbang, kami pun tertawa tanpa beban. Abangku ingin menerbangkannya lebih tinggi lagi tapi benang yang ada sudah habis. Ternyata di dekat kami ada benang dari layangan lain yang menyangkut di kabel listrik. Aku pun menyambung benang tersebut sehingga layangan itu terbang lebih tinggi. Setelah puas, abangku bilang ingin melepas layangan tersebut. Tapi sebelum dia melepaskannya aku memintanya untuk memberikan benangnya padaku agar aku juga bisa menerbangkannya. Sebenarnya aku belum puas memainkannya tapi akhirnya aku melepaskan layangan tersebut. Beberapa orang yang melihat kami dari bawah (jalanan) bisa jadi terheran-heran melihat dua orang dewasa begitu seru menerbangkan layangan. Sungguh kejadian yang menyenangkan. :)

Berbicara tentang layangan, aku teringat masa kecilku. Mungkin bahasa bakunya layang-layang, tapi dari kecil aku terbiasa menyebutkannya layangan. Ketika aku masih anak-anak dan masih sering bermain tanpa harus memikirkan apa pun, aku sering bermain layangan. Kadang dengan abangku, kadang dengan teman-temanku, yang juga adalah perempuan. Untuk menaikkan sebuah layangan ternyata tidak mudah, seringkali layangan terjatuh sebelum terbang. Bisa jadi karena bentuk layangan yang tidak seimbang, kertas layangan ada yang sobek, angin yang tidak mendukung, atau kemampuan kami yang kurang. :D

Akan tetapi menaikkan layangan selalu menyenangkan.. Lain kali ada kesempatan dan lapangan, mari bermain layangan lagi!

Tuesday, February 21, 2012

Akhir Minggu

Lampung,

Biasanya hampir setiap akhir minggu (weekend) aku melakukan hal buruk. Tapi hari Sabtu dan Minggu kemarin aku tidak melakukan hal buruk itu. Berhasil! Senangnya.. Semoga hal itu berhasil untuk minggu-minggu seterusnya. ^_^

Hari Minggu pagi, bermain badminton, menyenangkan walau bola ke mana-mana dan net yang dipakai adalah net untuk permainan bola voli, yang notabene, tinggi sekali. Sore hari pun berolahraga kembali. Kali ini basket. Dimulai dari jam 4 sore ketika lapangan masih sepi, hanya aku dan Riris. Setelah sekian lama vakum dari dunia perbasketan, pendekar-pendekar basket kembali (agak lebay).. Sekitar satu jam bermain basket, akhirnya kami pergi dari lapangan basket karena lapangan semakin dipenuhi orang-orang yang mau bermain basket.

Ternyata (menurut Riris) basket belum membuat berkeringat, jadi kami pun bermain badminton, satu lawan satu. Olah raga ini memang lebih menguras tenaga dan sedikit pikiran tapi menyenangkan, bisa meluapkan energi-energi jelek. Hampir satu jam lebih kami bermain badminton, datanglah Dian melihat. Riris pun bermain dengan Dian, kemudian aku dan Riris melawan Dian. Menurutku ini seimbang, hehe.. Tidak terasa kami selesai bermain sekitar jam 6 lewat, artinya sudah satu jam lebih atau sudah dua jam lebih kami berolah raga. Benar-benar menyenangkan, salah satu hal yang kusuka.

Selesai berolah raga, aku kembali ke kamar dan melihat telepon genggamku, ada beberapa sms dan panggilan tak terjawab. Salah satunya dari no bapak. Ternyata di sms tersebut bapak merasa bahagia. Apa hal yang membuatnya bahagia? Hal sederhana, melihat salah satu anaknya pergi ke Gereja. Bagi orang lain, mungkin ini berlebihan, tetapi tidak bagi bapak dan mamak. Setelah sekian lama, abangku pergi ke Gereja lagi dan itu dengan inisiatifnya sendiri. Aku pun turut senang. Dengan begitu banyak hal terjadi pada keluarga kami, rasanya wajar sekali bapak bahagia. Aku pun menelepon orang tuaku dan terdengar nada suara bahagia dari bapak, begitu pula mamak. Selain berita tersebut, beberapa hari sebelumnya abangku juga memberi tahuku bahwa ia sedang training kerja. Semoga ini adalah awal yang baik. :)

Thursday, February 16, 2012

Input Output

"A journey of thousand miles begins with a single step" -Confusius

Lampung,
Kadang berpikir sangat keras, apa yang salah dengan diriku sehinga murid-murid belum mengerti juga. Apa yang salah dari pengajaranku? Aku malah menyalahkan mereka. Beberapa kali aku sempat berpendapat, bahwa yang salah adalah mereka atau orang-orang yang mengajarkan mereka sebelumnya sehingga input murid-murid yang aku dapat bukan yang bagus. Namun setelah aku renungkan lebih dalam, justru itulah tugas guru sebenarnya. Apa pun input yang didapat, dengan kemampuan guru, mereka diharapkan keluar dengan baik. Aku tersadarkan saat itu dan mulai menemukan kembali tujuan dari pekerjaanku. Perjalanan mereka masih panjang dan aku ada di bagian hidup mereka, semoga aku menjadi bagian yang baik bagi mereka. Aku mau berbuat lebih baik lagi!