Saturday, November 09, 2019

Hargai Tubuh

Tadi malam mata  kiri saya kemasukan sesuatu. Ketika lihat di cermin, seperti titik hitam. Cuci muka, tetap tidak hilang. Akhirnya setetes rohto (obat mata) diteteskan ke dalam mata. Setelah beberapa menit, ternyata belum keluar. Sempet takut juga, apa perlu ke dokter mata?

Akhirnya sebelum tidur, setetes rohto dimasukkan lagi ke mata. Setelah 5 menit, saya pun tertidur sambil berharap kotorannya akan hilang.

Pagi-pagi terbangun, tapi agak takut lihat cermin. Setelah agak sadar dari tidur, lihat ke cermin. Syukur kepada Tuhan, kotoran itu sudah hilang. Saya gembira sekali dan jadi lebih menghargai mata yang sudah diberikan Tuhan.

Semoga kita bisa lebih mensyukuri dan mengharga mata, hidung, telinga, dan bagian tubuh lainnya, yang karena rutinitas, kita menganggapnya biasa saja.

Sunday, October 27, 2019

Tua Muda itu Relatif

Usia adalah angka yang menunjukkan berapa lama kita sudah hidup semenjak dilahirkan. Kapan seseorang dikatakan tua atau muda dilihat dari usianya? Ternyata tergantung dalam hal apa usia itu dibicarakan. Remaja berusia 17 tahun dikatakan masih muda oleh orang-orang yang berusia  30an ke atas. Tetapi kadangkala oleh orang tuanya dibilang, "Kamu udah dewasa, ga boleh main-main lagi, bentar lagi kerja." 

Belakangan ini lagi banyak yang membicarakan menteri yang baru saja terpilih di kabinet Indonesia Maju. Salah satu yang viral adalah Nadiem Makarim yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Beliau lahir tanggal 4 Juli 1984, artinya berusia 35 tahun di 2019 ini. Dari menteri-menteri yang terpilih, beliau adalah menteri termuda, bahkan Pak Presiden Jokowi memanggilnya dengan sebutan Mas. 

Ada juga tokoh lain yang berusia 35 tahun di tahun 2019, tepatnya lahir di tanggal 25 Agustus 1984. Beliau adalah atlet badminton Indonesia yang masih aktif berlatih di pelatnas dan mengikuti berbagai turnamen. Namanya Hendra Setiawan. Saat ini beliau berpasangan dengan Mohammad Ahsan di ganda putra. Ia adalah atlet badminton tertua di Indonesia saat ini yang masih aktif. Beberapa orang menyebutnya legenda, dewa, dan sebutan-sebutan lain. 

Dua orang yang berusia sama, namun yang satu dikatakan muda, satu lagi dikatakan tua. Jadi berapa usiamu? 

Jalan dan Umpatan

Pagi ini, naik angkot ke Serang. Karena jalan tergolong sepi, tentu saja kendaraan, apalagi angkot melaju dengan cukup kencang. Di suatu pertigaan, tiba-tiba ada motor yang berbelok dan hampir saja tertabrak oleh angkot. Bapak supir menekan klakson beberapa kali dan marah-marah. Sambil melaju, bapak angkot berteriak ke arah wanita itu yang juga tetap manjalankan motornya. Umpatan pun keluar dari mulut wanita itu. 

Pengendara motor itu salah karena melajukan motor dengan lumayan cepat di pertigaan tanpa melihat arah datangnya mobil. Tapi bapak supir ini juga ga perlu memaki berlebihan, beri tahu saja apa kesalahan pengendara itu. Itu idealnya. 

Akan tetapi terkadang, atau seringkali, kesua pihak akan saling melemparkan umpatan. Berkendara tidak hanya butuh skill tapi juga mental. 

Ke-soktahu-an saya pagi ini, padahal pengendara juga bukan. 

Wednesday, October 09, 2019

Cimpa dan Mama

Serang.

Kemarin mencoba untuk membuat cimpa, makanan khas karo. Berbekal resep dari cookpad daya ingat ketika mama bikin cimpa, dibuatlah Ketika itu. Ketika setengah proses, rasanya ada langkah yang kurang. Misalnya, kenapa tepungnya ga kalis, ini terlalu lembek atau malah keras? Lalu keingat, bahwa yang penting bisa dibentuk. Lalu, saat membungkus, kenapa daun pisangnya susah dilipat. Keinget lagi, kalau daun pisangnya mesti dipanasin dikit di atas api. Ketika muncul pertanyaan-pertanyaan itu, ingin rasanya menelpon mama dan meminta jawaban. Tapi itu hanya angan dalam hati, karena surga tidak ada telepon. :)

Hari ini pas lagi makan cimpa, yang ternyata jadi banyak banget, keinget kejadian kemarin. Mungkin mama menjawab lewat kenangan yang aku ingat.

Oia, cimpanya masih kurang mantap. Semoga percobaan berikutnya, lebih enak.

Monday, June 17, 2019

Sakit Sebagai Pengingat

Serang, 17 Juni 2019.

Beberapa hari belakangan lutut sebelah kiri sakit, tapi karena masih bisa dipakai untuk beraktivitas, jadi rasa sakit itu diabaikan. Jumat malam, tidak bisa tidur nyenyak karena rasa sakit semakin parah. Puncaknya di hari Sabtu, sampai menangis dan sedikit menjerit untuk menahan rasa sakit. Bersyukur ada pasangan hidup yang mengerti dan berusaha menenangkan.

Sabtu siang ke rumah sakit, tadinya mau ke dokter ortopedi tapi tidak ada di rumah sakit ini. Jadilah ke dokter umum. Hanya dengan ditanya2, dia langsung memberikan obat. Sempat ragu juga, bener ga nih dokternya. Tapi diyakini dulu.

Pulang ke rumah, makan dan minum obat. Efeknya belum terasa, masih sakit, bahkan ketika berbaring. Ga enak juga sama suami yang kuatir melihat keadaan itu. Syukurnya Sabtu malam sedikit berkurang dan bisa tidur lelap di malam hari.

Minggu pagi bangun jam 9 an, minta tolong suami untuk beliin sarapan biar bisa minum obat. Karena ga ngantuk, jadi nonton tv sambil merajut. Siang2 makan dan minum obat lagi, lalu ketiduran.

Bersyukur kepada Tuhan yang telah menyembuhkan dengan bantuan dokter. Bersyukur atas suami yang pengertian. Be

Diingatkan untuk menjaga kesehatan. Diingatkan untuk berdoa lebih sering.


  1. Ada makna di balik setiap kejadian. Dan itulah makna yang saya dapat. 

Wednesday, November 08, 2017

Kata dan Tindakan

Cilegon

Beberapa waktu lalu makan siang bersama seorang teman di salah satu mal di Cilegon. Oia, hanya ada tiga mal di Cilegon, jadi bisa dikira-kira makan di mana :) Kami sedang melihat-lihat buku menu ketika saya sadar ada seorang ibu dan dua orang putrinya datang dan duduk di bangku sebelah kami. Awalnya biasa saja (kayak lirik lagu), sampai ketika makanan mereka datang.

Kedua anak itu kira-kira kelas 4-6 SD. Salah satunya sedang fokus melihat ke arah hp yang ada di tangannya. Ibu itu lalu berkata, "Udah main hpnya, makan dulu!", sambil meminta anak itu untuk menyerahkan hpnya ke ibunya. Memang tidak langsung diberikan, tapi akhirnya si anak menyerahkan hp yang ternyata adalah kepunyaan ibunya. Makanan saya datang jadi tidak memperhatikan mereka lagi. Tapi dalam hati salut juga sama ibu ini, tegas dengan anaknya untuk urusan hp di meja makan.

Lagi asyik menikmati makanan, saya melihat ke sebelah dan ternyata ibu tadi yang sekarang asyik memainkan hpnya. Masih dengan berbaik sangka, oh mungkin ada telepon atau pesan penting. Loh tapi kok lama ya, bahkan kedua anaknya terkesan diabaikan. 

Mereka selesai makan lebih dahulu daripada saya. Sampai ibu itu meminta tagihan, dia masih fokus sekali dengan hpnya padahal sudah pasti anak yang duduk di depannya memperhatikannya. Tindakan tidak selaras dengan kata-kata.

Tuesday, December 20, 2016

Matikan Media Sosialmu!

Bekasi, 20 Desember 2016 


Berawal dari percakapan utara-selatan (ngalor ngidul) di Twitter dengan seorang kawan, sebut saja Snoopy, tercetuslah ide tantangan matikan media sosial ini. Kami mulai lelah hayati dengan media sosial ini, terutama Twitter, Instagram, dan Facebook walau sebenarnya kami perlu juga informasi (yang akurat) dari media-media itu. Tapi akhir-akhir ini, terlebih lagi dengan suasana politik negara, media banyak disalahgunakan. Sebenarnya bukan hanya politik, sebelumnya juga banyak pengguna yang menyalahgunakan media sosial untuk memojokan seseorang. Selain itu, informasi dari Snoopy, ada lingkaran pengguna media sosial, yang memanfaatkan lingkaran itu untuk kepentingan golongan, misalnya penjurian lomba-lomba yang berhubungan dengan media sosial. Ada pula kaum muda yang melakukan hal-hal tertentu, kadang tidak sesuai dengan diri mereka, demi eksis di media sosial. Hebat kawan bernama Snoopy ini, tahu info banyak. :D



Dari keresahan-keresahan itu, muncullah ide untuk mematikan media sosial, tidak melakukan kegiatan (menulis status, retweet dll) di media sosial yang kami punya yaitu Twitter, Instagram dan Facebook. Awalnya kami ingin melakukannya selama sebulan. Namun, langkah besar dimulai dari langkah pertama. Maka kami mulai dengan jangka waktu seminggu, mulai dari Senin 12 Desember 2016 hingga 18 Desember 2016. Saya pun bilang ke Snoopy, godaan berat juga, karena di minggu itu ada final piala AFF 2016, Indonesia vs Thailand, dan keinginan untuk menulis status lumayan besar. Tapi kita tidak akan tahu bila tidak dicoba. Challenge accepted.



Hari pertama saya lalui dengan lumayan, sempat juga mau membuka twitter tapi langsung teringat tantangan ini. Tantangan di hari kedua hingga hari terakhir bisa dilewati. Apa pengalaman yang bisa saya ambil dari tantangan ini? Ternyata ada beberapa hal. Pertama, menahan diri itu butuh niat yang kuat dan teman juga bisa membantu memperkuat niat ini. Thanks Snoopy! Kedua, selesai menjalankan tantangan, intensitas untuk membuka media sosial tidak sebesar dulu. Ketiga, waktu yang tadinya digunakan untuk mengakses media sosial, bisa digunakan untuk hal lainnya. Misalnya jadi lebih fokus membuat proposal, membersihkan ruangan yang tadinya cuma niat-niat belaka. Keempat, tidak mengikuti trending topic yang nyeleneh membuat otak sedikit beristirahat. Itulah sedikitnya empat hal yang bisa saya dapatkan dari tantangan matikan media sosialmu.



Sudah dua hari berlalu dari ditutupnya tantangan itu, saya hanya melihat twitter dan instagram sesekali, tapi masih belum membuka facebook. Bahkan kawan Snoopy berniat untuk lanjut tidak membuka Facebook hingga akhir tahun, dan saya sepakat :D. Kalau ada untungnya, kenapa tidak coba untuk matikan media sosialmu? Setidaknya untuk sementara waktu.