Sunday, March 27, 2011

Sekolah (bagian 1)

Lampung,

Tiga hari terakhir, ketika di kamar, dalam perjalanan di bus, dan beberapa tempat lain, aku memikirkan satu kata tetapi banyak cerita, pemikiran, orang yang terlibat di dalamnya. Kata itu adalah SEKOLAH. Saat itu aku sedang mencari dalam pikiranku, apa itu sekolah? Bagaimana definisi sekolah yang ideal? Sebelum aku lupa tentang semua yang berkecamuk ini, aku tuliskan sejenak, semua ini adalah sebuah opini.

Sekolah itu tempat yang digunakan oleh seseorang atau beberapa orang untuk menambah pengetahuannya. Pengetahuan itu bisa bermacam-macam. Peran penting yang mesti ada di sekolah yaitu murid dan guru. Sekolah tidak harus berupa gedung atau bangunan fisik belaka. Jika ada satu murid dan satu guru, maka jadilah sekolah. Lagi-lagi ini adalah sebuah opini. Aku mau menuliskan satu persatu.

Murid... Definisi murid? Mesti liat kamus dulu kali ya.. Bagiku, murid adalah seorang yang mau mencari pengetahuan, selalu ingin tahu tentang apa yang ia dapat dan temui. Sekarang pun aku masih seorang murid. Seorang yang disebut sebagai murid tidak terbatas pada umur. Ketika masih bayi, remaja, dewasa, atau bahkan ketika ia sudah mempunyai cucu, sebenarnya kita adalah seorang murid. Seorang bayi belajar berjalan, mengucapkan kata, menggenggam, melihat, tersenyum dan lain-lain. Anak-anak dan remaja belajar mengenal sekitar mereka, alam, bangunan, dan berkomunikasi dengan orang lain. Orang dewasa belajar untuk hidup mandiri, melayani sesama, mengasuh anak. Kakek dan nenek belajar sabar terhadap anak-anak dan cucu-cucu mereka, belajar menjadi pengasuh, belajar untuk tabah dan bijaksana. Waw, ternyata kehidupan kita selalu diisi dengan belajar.

Sekarang, tentang guru. Siapa guru itu? Apakah hanya orang-orang yang menempuh pendidikan guru formal, orang yang mendapat akta IV, atau orang-orang yang mempunyai gelar saja? Menurutku, tidak. Aku belajar dari ayahku (yang hanya tamat SMA dan bekerja sebagai pedagang) dan ibuku (seorang ibu rumah tangga). Sepertinya kemampuan berhitungku lebih baik karena sesekali aku menjaga warung dan membantu ayahku untuk membuat harga sebuah barang sehingga kami bisa untung tapi harga itu tidak mahal bagi pelanggan warung kami. Dari ibuku, aku belajar tentang kehidupan di rumah. Kadang aku kesal, karena hanya diberi tugas mencuci piring dan menggoreng bahkan sampai aku kuliah. Tapi bekal itu sangat cukup dan bisa kupakai sekarang. Aku belajar dari abang-abangku, tentang menaikkan layang-layang, mengendarai sepeda, bermain kelereng. Aku belajar dari tukang mie ayam, pedagang jamu yang jualan di dekat rumahku. Aku belajar dari teman-temanku. Aku belajar dari ayam, kucing, ikan, dan burung-burung yang pernah menjadi peliharaanku. Aku belajar dari tanaman, hujan, matahari, langit. Rasa-rasanya aku boleh menyebut semua itu adalah guruku.

Sekian dulu yang bisa kubagi. Semoga akan ada bagian kedua, ketiga, dst.

Saturday, March 26, 2011

Long March

Lampung,

Kemarin Jumat malam sampai Sabtu subuh, di sekolah ku ada suatu kegiatan yang dinamakan Long March. Artinya sendiri bukan Maret yang panjang, hehe.. Tapi sepertinya bisa diartikan seperti perjalanan panjang secara bersama-sama. Nah di sekolah ku, kegiatan ini dilaksanakan setahun sekali, biasanya bertepatan dengan bulan Maret. Untuk tahun ini, jarak yang kami tempuh (murid, guru, staff, hk) sekitar 17 km. Wew! Trek yang kami hadapi menantang sekali, karena tanah liat dan hujan baru saja reda, coba bayangkan! hehe..

Aku menjadi pembimbing grup, dan grup ku adalah grup 6. Anak-anak di grupku ini beragam, tapi secara keseluruhan tidak ada yang egois. Bahkan mereka turut memberikan semangat kepada teman-temannya yang kadang tertinggal di belakang. Ada juga anggota grup yang lucu, suka bercerita, sehingga perjalanan tidak membosankan.

Kalimat yang sering diucapkan anak-anak grupku dalam perjalanan:
1. "Udin, tungguin..!" (Udin adalah [pemimpin grup kami)
2. "Yang depan, tungguin temannya.. yang belakang dipercepat!"
3. "Goyang, joss.. senggol joss.."
4. "Tiba-tiba... "" (baca dengan versi silet)

Sekilas pengalaman unik dengan mereka. Sudah tiga kali aku mengikuti long march, dan selalu ada pengalaman baru. Terima kasih murid-muridku..