Friday, February 25, 2011

Tawa

Lampung,

Sudah lama aku tidak tertawa sampai terpingkal-pingkal. Berawal dari kegiatan ekstrakurikuler yang aku bimbing. Aku membagi 14 anak bimbinganku menjadi empat kelompok. Aku minta mereka untuk membuat atau memodifikasi suatu trik kartu dan menampilkan di depan teman-teman mereka. Tibalah giliran Ikhwan, Vallian, dan Purbo untuk menampilkan trik kartu mereka. Vallian dan Ikhwan menampilkan trik mereka. Kemudian aku meminta Purbo untuk menampilkan trik yang dia punya di depan teman-temannya.

Dia pun menampilkan trik kartu yang dia miliki. Tapi kurangnya kecepatan tangannya membuat trik itu mudah diketahui oleh teman-temannya.

Purbo: "Pura-pura ga tau loh.."
Teman-teman: "dah kelihatan itu loh.."

Saat itu aku tertawa keras, tidak terkontrol sepertinya. Muka dan tingkah laku Purbo ketika tampil begitu lucu. Ikhwan, Vallian dan Lena pun tertawa untuk beberapa lama.

Terima kasih atas tawa itu. Kenangan yang membahagiakan.

Kartu

"Lelah itu tidak terasa ketika melihat rasa antusias mereka"

Salah satu topik yang ada di kelas XI adalah trigonometri. Bagi hampir sebagian besar siswa, topik ini menakutkan dan mencekam :), karena sepertinya begitu banyak rumus.Memang benar adanya bahwa rumus trigonometri di kelas XI ada banyak. Oleh karena itu aku menekankan untuk memahami cara penurunan rumus tersebut bukan menghapalnya. Walau begitu, tetap ada beberapa murid yang lebih suka untuk menghapal saja. Aku sendiri masih belum menemukan cara yang tepat untuk mengatasi ini. Aku mengajak mereka membaca penurunan rumus, menurunkan rumus bersama-sama, membuat lembar kerja penurunan rumus, puzzle untuk membentuk rumus-rumus, peta pikiran, dan permainan kartu trigonometri. Dua solusi terakhir cukup membantu mereka. Peta pikiran yang mereka buat membantu mereka merangkum rumus-rumus yang telah mereka dapat. Terlebih lagi permainan kartu beregu yang melatih daya ingat, strategi, dan kemampuan kerja sama mereka. Siswa-siswa yang biasanya memerlukan waktu lebih untuk memahami suatu hal, menjadi siswa-siswa yang cepat berpikir dan mampu menyusun kartu dengan baik. Semua siswa menikmati keasyikan dan kesenangan dalam menyusun kartu-kartu tersebut. Rasa senang, antusias, tawa, terkejut, penasaran mereka membuat lelah dan masalah yang ada tidak terasa lagi, tergantikan rasa bahagia.


Pekerjaan yang berguna.. :D




Wednesday, February 09, 2011

Untaian Kata

"Kata-kata teringat seumur hidup"

Lampung,

Ketika aku ada di bangku SMA, aku punya guru matematika yang unik dan lucu. Beliau seringkali bercanda dengan kami, murid-muridnya. Suatu saat ada tukang rujak bebeg lewat di depan sekolah kami. Beliau pun berucap dengan suara bassnya di depan kelas: "Hmm.. makan rujak bebeg siang-siang enak juga kali ya.." Aku pun tertawa mendengarnya karena gaya beliau mengucapkannya lucu dan sepertinya beliau memang ingin makan rujak itu.

Lain waktu, salah seorang teman sekelasku bertingkah jahil/iseng ke temanku yang lain dan membuat sedikit keributan. Beliau melihat kejadian itu, lalu berkata: "Hmm, hmm, Andi.. Andi.." sambil menggelengkan kepalanya. Tentu saja tidak ada yang takut dengan perkataannya. Tapi kami semua tersenyum dan Andi pun kembali ke tempat duduknya.

Guruku itu membuat suasana kelas santai tapi teratur. Beliau pun pernah memberi kepercayaan kepadaku dan temanku. Kami berdua diminta untuk memeriksa hasil pekerjaan siswa-siswa dari kelas lin. Saat itu aku bangga karena mendapat tugas tersebut. Beliau jarang meminta anak-anak untuk memeriksa ulangan siswa lain. Betapa kata-katanya masih kuingat sampai sekarang. Terima kasih Pak Didi.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku pun melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, di salah satu institut pendidikan di Indonesia. Kala itu di salah satu mata kuliah, aku dan teman-temanku mendapat ujian untuk presentasi di depan dosenku. Tugas ini yang akan menentukan nilai untuk mata kuliah tersebut. Aku menyiapkan slide dan mencoba latihan presentasi. Tiba waktunya, secara bergantian, satu per satu dari kami masuk ke ruang kuliah dan mempresentasikan tugas kami di depan dosen tersebut. Aku berusaha sebaik mungkin. Setelah aku selesai presentasi, beliau memberi masukan kepadaku mengenai slide yang aku buat. Aku pun menerima sarannya karena memang benar yang dikatakannya.

Kemudian beliau memberikan nasehat kepadaku dan berkata: "Sebenarnya kamu dapat nilai C tapi karena saya kasian, kamu dapat B. Ingat-ingat itu ya.." Yup, aku tetap ingat kalimat itu, yang kadang masih sakit ku rasa. Aku mendapat nilai karena rasa kasian bukan karena kemampuanku. Saat keluar dari ruangan, bukan bahagia karena mendapa nilai B, tapi aku malah berpikir: apakah aku memang tidak layak mendapat nilai baik? Kenapa tidak diberikan nilai C saja. Sayangnya aku tidak mengungkapkan pemikiranku kepada beliau, sehingga aku masih mengingat perkataannya.

Setiap kali aku ingat kejadian itu, aku jadi berhati-hati untuk berucap. Seringkali aku asal bicara kepada seseorang dan baru sadar keesokan harinya.

Jadilah orang yang berkata-kata dengan baik. ^_^