Bekasi.
Hari Jumat, tanggal 16 Oktober lalu bertepatan dengan hari Pangan Sedunia. Tapi bukan hanya itu, pada tanggal yang sama, seorang bapak dan ibu merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke 50. Saat itu memang giliran doa bersama di rumah mereka. Tapi mereka baru memberitahu ketika doa bersama. Sederhana, mereka hanya meminta kami untuk ikut berdoa bersama mereka. Ucapan syukur terlantun dalam doa.
Kalau ada doa bersama, seringkali aku pulang bersama mereka. Kadang bercanda, bapak itu juga masih aktif berjalan, ingatannya juga masih kuat. Sedangkan ibu itu juga senang berbicara walau terkadang kakinya sakit. Mereka jadi panutan sekali.
Semoga bisa hidup dengan kesederhanaan seperti mereka.
Tuesday, October 20, 2015
Thursday, August 20, 2015
Bus Wisata Keliling (Sebagian) Ibukota
Seminggu lalu,
tepatnya 12 Agustus 2015, aku dan temanku berkesempatan menggunakan
fasilitas yang disediakan pemerintah provinsi DKI Jakarta yaitu bus Wisata
Keliling Ibukota. Kami berangkat dari halte transjakarta Pinang Ranti sekitar
pukul delapan pagi. Tentu saja hari kerja membuat jalan Jakarta padat sekali.
Dari dalam bus transjakarta kami bisa melihat jalan didominasi orang - orang
yang hendak berangkat kerja atau kuliah.
Sekitar jam sembilan
lewat empat puluh lima menit kami tiba di halte transjakarta Monas. Sebelumnya
kami transit dulu di halte Semanggi, kemudian menyusuri koridor menuju halte
Benhil dan naik bus transjakarta tujuan Harmoni. Temanku bertanya ke petugas tentang
bus wisata keliling dan ternyata kami harus keluar dari halte dan menyeberang
untuk menunggu di halte. Sepuluh menit kemudian datanglah bus yang dinanti.
Kami dan juga seorang bapak tua yang sudah menunggu naik ke dalam. Aku dan
temanku langsung menuju ke tempat duduk yang ada di bagian atas. Ya, bus ini
terdiri dari dua tingkat.

Bus ini pun
berangkat ke arah harmoni, menyusuri kali (atau sungai?). Beberapa daerah yang
kami lewati dan aku kenal adalah Pasar Baru, Gedung Kesenian Jakarta, penjual
lukisan, Lapangan Banteng, Masjid Istiqlal, Katedral, Monas, Istana Merdeka,
dan beberapa gedung pemerintahan.






Sepinya pengguna bus
ini di hari kerja membuat kami bisa memilih tempat duduk dengan leluasa dan
berkeliling sebanyak dua kali. Secara umum, naik bus ini menyenangkan, apalagi untuk liburan. Tapi
tidak ada guide yang menceritakan
tentang tempat - tempat yang kami lewati. Selain itu, daerah yang dilalui tidak
sebanyak ekspetasi kami. Hal lain yang kami amati, ternyata ada juga yang
menggunakan bus ini untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain karena gratis.
Ga ada salahnya juga apalagi jika yang menggunakan orang - orang yang sudah
tua. Terima kasih pemerintah provinsi DKI Jakarta dan semoga pelayanan semakin
lebih baik lagi.
Saturday, July 25, 2015
Bek - Striker
Bekasi,
baru saja selesai menyaksikan pertandingan derby kota Milan, AC Milan vs FC Internazionale dengan hasil akhir 1-0 bagi kemenangan Milan. Walau pertandingan yang diadakan di China ini adalah pertandingan persahabatan tetapi kedua tim memperlihatkan kemampuan terbaik mereka juda dengan pemain-pemain baru dari kedua tim. Salah satu hal yang menarik, gol indah dari Philipe Mexes. Gol yang dibuat dari umpan tendangan pojok yang benar - benar spektakuler! Uniknya lagi Mexes bukanlah seorang striker, bahkan dia adalah seorang bek. Gol unik lainnya juga pernah dia ciptakan ketika berlaga di Liga Champion. Semoga gol ini pertanda bagus bagi AC Milan di musim depan. #ForzaMilan
http://www.theguardian.com/football/live/2015/jul/25/milan-v-internazionale-pre-season-friendly-live
http://www.theguardian.com/football/live/2015/jul/25/milan-v-internazionale-pre-season-friendly-live
Monday, July 20, 2015
Semua Orang Bisa Belajar
Bekasi.
Hari ini selesai sudah aku mengajar seorang anak laki-laki, sebut saja Bayu, yang akan masuk SMA pada Juli 2015 ini. Flashback sedikit.
Rabu, 8 Juli 2015
Sepasang suami istri dan temannya, seorang bapak datang menghampiri rumahku. Kami masih satu suku. Ternyata bapak ini sedang mencari SMA untuk anaknya. Beliau menanyakan bagaimana cara masuk sekolah yang aku ajar. Aku jelaskan saja bahwa pendaftarannya sudah ditutup. Lalu aku menyarankan sekolah swasta lain. Usut punya usut, ternyata anaknya sudah didaftarkan ke salah satu SMA negeri dengan bantuan seseorang. Karena sudah yakin masuk, maka pendaftaran dia di SMA negeri yang lain dibatalkan. Ternyata tidak ada kabar dari perantara tersebut dan anak ini tidak punya cadangan dan berharap aku, sebagai guru di SMA swasta, bisa membantunya. Tapi aku tidak bisa, apalagi aku bukan lagi guru di sana sejak 30 Juni 2015.
Kemudian obrolan lanjut ke anak dari suami istri yang mengantarkan bapak ini. Mereka menceritakan keadaan anak laki-lakinya yang mau masuk SMA. Lalu, perilaku anaknya yang katanya senang main game, ngenet, dan agak sulit bersosialisasi. Mereka menanyakan apakah aku bisa mengajarkan anaknya, sebelum anaknya masuk asrama di Jawa Tengah. Artinya sekitar 10 hari lagi. Maunya diajarkan bab-bab awal Fisika, Matematika, dan Kimia. Aku bilang aku mampu mengajar matematika tapi kalau fisika dan kimia mesti belajar lagi. Bapaknya bilang, bahwa itu bisa dipelajari. Yaa, benar juga tapi kalau konsep kan mesti hati-hati. Akhirnya aku bilang, aku akan mengabari mereka. Esoknya aku sms, menyanggupi permintaan mereka tapi baru bisa mengajar hari Jumat.
Jumat, 10 Juli 2015
Aku datang pagi, jam 9, menyiapkan bahan ajar matematika tentang eksponen. Ternyata dalam 1,5 jam bisa selesai bahan yang kuperkirakan selesai 2 jam karena menimbang cerita orang tua anak ini sebelumnya. Sebenarnya orang tuanya meminta anaknya diajar pagi dan sore, tapi untuk hari pertama, aku bilang bisa pagi saja karena aku juga mau belajar dulu.
Sabtu, 11 Juli - Kamis, 16 Juli 2015
Tiap hari aku datang ke rumah anak ini. Kadang hanya sekali sehari, kadang dua kali sehari. Untungnya perhitungan dasar anak ini lumayan bagus, jadi tinggal memantapkan konsep pelajaran SMA saja. Selama aku mengajar dia, hampir semua bisa dia ikuti dengan baik. Untuk materi yang biasanya diajarkan 7-8 pertemuan, dia bisa menguasainya dengan cukup dalam 5-6 pertemuan. Artinya otaknya mampu untuk diajak kerja sama :)
Jumat, 17 Juli - Minggu 19 Juli 2015
Aku tidak mengajar dia selama tiga hari ini. Dua hari pertama karena rumahnya tertutup dan aku pikir mereka pergi.
Kembali ke hari ini.
Dari proses selama sekitar 8 hari ini, aku bisa menyimpulkan bahwa setiap anak bisa belajar. Memang tidak dengan cara dan lama belajar yang sama, tapi semua bisa! Kadangkala orang tua sering mengunderestimate anak-anak mereka. Bisa jadi juga anak bosan dengan belajar karena dikemas kurang menarik. Semoga aku bisa menemukan cara-cara belajar lain yang lebih menarik dan membantu anak-anak dalam belajar.
Hari ini selesai sudah aku mengajar seorang anak laki-laki, sebut saja Bayu, yang akan masuk SMA pada Juli 2015 ini. Flashback sedikit.
Rabu, 8 Juli 2015
Sepasang suami istri dan temannya, seorang bapak datang menghampiri rumahku. Kami masih satu suku. Ternyata bapak ini sedang mencari SMA untuk anaknya. Beliau menanyakan bagaimana cara masuk sekolah yang aku ajar. Aku jelaskan saja bahwa pendaftarannya sudah ditutup. Lalu aku menyarankan sekolah swasta lain. Usut punya usut, ternyata anaknya sudah didaftarkan ke salah satu SMA negeri dengan bantuan seseorang. Karena sudah yakin masuk, maka pendaftaran dia di SMA negeri yang lain dibatalkan. Ternyata tidak ada kabar dari perantara tersebut dan anak ini tidak punya cadangan dan berharap aku, sebagai guru di SMA swasta, bisa membantunya. Tapi aku tidak bisa, apalagi aku bukan lagi guru di sana sejak 30 Juni 2015.
Kemudian obrolan lanjut ke anak dari suami istri yang mengantarkan bapak ini. Mereka menceritakan keadaan anak laki-lakinya yang mau masuk SMA. Lalu, perilaku anaknya yang katanya senang main game, ngenet, dan agak sulit bersosialisasi. Mereka menanyakan apakah aku bisa mengajarkan anaknya, sebelum anaknya masuk asrama di Jawa Tengah. Artinya sekitar 10 hari lagi. Maunya diajarkan bab-bab awal Fisika, Matematika, dan Kimia. Aku bilang aku mampu mengajar matematika tapi kalau fisika dan kimia mesti belajar lagi. Bapaknya bilang, bahwa itu bisa dipelajari. Yaa, benar juga tapi kalau konsep kan mesti hati-hati. Akhirnya aku bilang, aku akan mengabari mereka. Esoknya aku sms, menyanggupi permintaan mereka tapi baru bisa mengajar hari Jumat.
Jumat, 10 Juli 2015
Aku datang pagi, jam 9, menyiapkan bahan ajar matematika tentang eksponen. Ternyata dalam 1,5 jam bisa selesai bahan yang kuperkirakan selesai 2 jam karena menimbang cerita orang tua anak ini sebelumnya. Sebenarnya orang tuanya meminta anaknya diajar pagi dan sore, tapi untuk hari pertama, aku bilang bisa pagi saja karena aku juga mau belajar dulu.
Sabtu, 11 Juli - Kamis, 16 Juli 2015
Tiap hari aku datang ke rumah anak ini. Kadang hanya sekali sehari, kadang dua kali sehari. Untungnya perhitungan dasar anak ini lumayan bagus, jadi tinggal memantapkan konsep pelajaran SMA saja. Selama aku mengajar dia, hampir semua bisa dia ikuti dengan baik. Untuk materi yang biasanya diajarkan 7-8 pertemuan, dia bisa menguasainya dengan cukup dalam 5-6 pertemuan. Artinya otaknya mampu untuk diajak kerja sama :)
Jumat, 17 Juli - Minggu 19 Juli 2015
Aku tidak mengajar dia selama tiga hari ini. Dua hari pertama karena rumahnya tertutup dan aku pikir mereka pergi.
Kembali ke hari ini.
Dari proses selama sekitar 8 hari ini, aku bisa menyimpulkan bahwa setiap anak bisa belajar. Memang tidak dengan cara dan lama belajar yang sama, tapi semua bisa! Kadangkala orang tua sering mengunderestimate anak-anak mereka. Bisa jadi juga anak bosan dengan belajar karena dikemas kurang menarik. Semoga aku bisa menemukan cara-cara belajar lain yang lebih menarik dan membantu anak-anak dalam belajar.
Tuesday, June 30, 2015
Menulis
hari ini seorang teman bilang kepadaku bahwa ia mempunyai blog, dan baru mulai menulis. Aku pun teringat blog ini, yang sudah lama tidak disentuh lagi. Aku juga jadi membaca tulisan - tulisan lamaku, banyak juga kenangannya. Kadang yang kutulis begitu abstrak sehingga aku harus mengingat lebih kuat lagi. Kadang begitu gamblang, sehingga orang bisa tahu maksudnya. Jadi, inilah tulisanku, di hari terakhir Juni 2015.
Siang tadi, ada berita yang menjadi breaking news beberapa stasiun televisi. Berita tentang jatuhnya pesawat Hercules di jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara. Banyak korban jiwa dari peristiwa ini. Ada banyak spekulasi tentang jatuhnya pesawat ini. Kejadian serupa di tahun - tahun lalu juga diungkit. Harapan banyak orang, tentu saja banyak jiwa yang masih bisa diselamatkan dan tidak ada lagi peristiwa seperti ini.
Sore hari, ada dua hal yang aku dapat. Pertama, status Facebook teman yang memberi tahu tentang Detik Kabisat, yang akan terjadi 1 Juli 2015 (waktu Indonesia Barat) pukul, 06:59:60. Intinya tentang penambahan satu detik. Ilmu itu memang harus terus bertambah, aku baru tahu tentang Detik Kabisat tersebut. Kedua, sms dari bapak tentang kegiatannya hari ini. Kadang orang tua selalu bisa menyembunyikan perasaannya di depan anak-anaknya. Semoga aku lebih peka lagi.
Well, senang juga menulis lagi di blog.
Saturday, February 28, 2015
Enam
Bekasi,
Enam bulan sudah berlalu sejak terakhir buat post di sini. Tiga bulan terakhir ini masih sulit melepas satu hal. Tapi harus terus jadi guru yang bersemangat!
Ketemu murid - murid baru, banyak pengalaman baru. Belum menjadi guru yang seutuhnya tapi terus berusaha.
Sedikit dulu..
Enam bulan sudah berlalu sejak terakhir buat post di sini. Tiga bulan terakhir ini masih sulit melepas satu hal. Tapi harus terus jadi guru yang bersemangat!
Ketemu murid - murid baru, banyak pengalaman baru. Belum menjadi guru yang seutuhnya tapi terus berusaha.
Sedikit dulu..
Friday, August 22, 2014
Tanya
Kampung Sawah, 22 Agustus 2014
Beberapa kali aku ditanya oleh guru yang sudah mengajar cukup lama. Kenapa aku tidak melamar saja ke perusahaan-perusahaan yang bisa membayar gaji besar ke pegawai-pegawainya. Mereka mengambil contoh murid-murid mereka yang sudah lulus dan bis hidup berlebih. Mereka mempertanyakan karena aku lulusan dari PTN yang masih dikagumi di Indonesia. Satu dua kali aku berpikir, apa salahnya menjadi guru? Tiga empat kali berpikir, apakah aku masih bisa melamar ke tempat lain sedangkan umur dan pengalaman kerjaku tidak cocok ke tempat lain.Kadangkala ingin membuktikan kepada orang-orang, guru bisa hidup sejahtera, walau tidak dari sekolah langsung.
Beberapa kali aku ditanya oleh guru yang sudah mengajar cukup lama. Kenapa aku tidak melamar saja ke perusahaan-perusahaan yang bisa membayar gaji besar ke pegawai-pegawainya. Mereka mengambil contoh murid-murid mereka yang sudah lulus dan bis hidup berlebih. Mereka mempertanyakan karena aku lulusan dari PTN yang masih dikagumi di Indonesia. Satu dua kali aku berpikir, apa salahnya menjadi guru? Tiga empat kali berpikir, apakah aku masih bisa melamar ke tempat lain sedangkan umur dan pengalaman kerjaku tidak cocok ke tempat lain.Kadangkala ingin membuktikan kepada orang-orang, guru bisa hidup sejahtera, walau tidak dari sekolah langsung.
Subscribe to:
Posts (Atom)