Monday, July 20, 2015

Semua Orang Bisa Belajar

Bekasi.

Hari ini selesai sudah aku mengajar seorang anak laki-laki, sebut saja Bayu, yang akan masuk SMA pada Juli 2015 ini. Flashback sedikit.

Rabu, 8 Juli 2015
Sepasang suami istri dan temannya, seorang bapak datang menghampiri rumahku. Kami masih satu suku. Ternyata bapak ini sedang mencari SMA untuk anaknya. Beliau menanyakan bagaimana cara masuk sekolah yang aku ajar. Aku jelaskan saja bahwa pendaftarannya sudah ditutup. Lalu aku menyarankan sekolah swasta lain. Usut punya usut, ternyata anaknya sudah didaftarkan ke salah satu SMA negeri dengan bantuan seseorang. Karena sudah yakin  masuk, maka pendaftaran dia di SMA negeri yang lain dibatalkan. Ternyata tidak ada kabar dari perantara tersebut dan anak ini tidak punya cadangan dan berharap aku, sebagai guru di SMA swasta, bisa membantunya. Tapi aku tidak bisa, apalagi aku bukan lagi guru di sana sejak 30 Juni 2015. 

Kemudian obrolan lanjut ke anak dari suami istri yang mengantarkan bapak ini. Mereka menceritakan keadaan anak laki-lakinya yang mau masuk SMA. Lalu, perilaku anaknya yang katanya senang main game, ngenet, dan agak sulit bersosialisasi. Mereka menanyakan apakah aku bisa mengajarkan anaknya, sebelum anaknya masuk asrama di Jawa Tengah. Artinya sekitar 10 hari lagi. Maunya diajarkan bab-bab awal Fisika, Matematika, dan Kimia. Aku bilang aku mampu mengajar matematika tapi kalau fisika dan kimia mesti belajar lagi. Bapaknya bilang, bahwa itu bisa dipelajari. Yaa, benar juga tapi kalau konsep kan mesti hati-hati. Akhirnya aku bilang, aku akan mengabari mereka. Esoknya aku sms, menyanggupi permintaan mereka tapi baru bisa mengajar hari Jumat.

Jumat, 10 Juli 2015
Aku datang pagi, jam 9, menyiapkan bahan ajar matematika tentang eksponen. Ternyata dalam 1,5 jam bisa selesai bahan yang kuperkirakan selesai 2 jam karena menimbang cerita orang tua anak ini sebelumnya. Sebenarnya orang tuanya meminta anaknya diajar pagi dan sore, tapi untuk hari pertama, aku bilang bisa pagi saja karena aku juga mau belajar dulu.

Sabtu, 11 Juli - Kamis, 16 Juli 2015
Tiap hari aku datang ke rumah anak ini. Kadang hanya sekali sehari, kadang dua kali sehari. Untungnya perhitungan dasar anak ini lumayan bagus, jadi tinggal memantapkan konsep pelajaran SMA saja. Selama aku mengajar dia, hampir semua bisa dia ikuti dengan baik. Untuk materi yang biasanya diajarkan 7-8 pertemuan, dia bisa menguasainya dengan cukup dalam 5-6 pertemuan. Artinya otaknya mampu untuk diajak kerja sama :) 

Jumat, 17 Juli - Minggu 19 Juli 2015
Aku tidak mengajar dia selama tiga hari ini. Dua hari pertama karena rumahnya tertutup dan aku pikir mereka pergi.

Kembali ke hari ini.
Dari proses selama sekitar  8 hari ini, aku bisa menyimpulkan bahwa setiap anak bisa belajar. Memang tidak dengan cara dan lama belajar yang sama, tapi semua bisa! Kadangkala orang tua sering mengunderestimate anak-anak mereka. Bisa jadi juga anak bosan dengan belajar karena dikemas kurang menarik. Semoga aku bisa menemukan cara-cara belajar lain yang lebih menarik dan membantu anak-anak dalam belajar. 

No comments: