Bekasi,
Enam bulan sudah berlalu sejak terakhir buat post di sini. Tiga bulan terakhir ini masih sulit melepas satu hal. Tapi harus terus jadi guru yang bersemangat!
Ketemu murid - murid baru, banyak pengalaman baru. Belum menjadi guru yang seutuhnya tapi terus berusaha.
Sedikit dulu..
Saturday, February 28, 2015
Friday, August 22, 2014
Tanya
Kampung Sawah, 22 Agustus 2014
Beberapa kali aku ditanya oleh guru yang sudah mengajar cukup lama. Kenapa aku tidak melamar saja ke perusahaan-perusahaan yang bisa membayar gaji besar ke pegawai-pegawainya. Mereka mengambil contoh murid-murid mereka yang sudah lulus dan bis hidup berlebih. Mereka mempertanyakan karena aku lulusan dari PTN yang masih dikagumi di Indonesia. Satu dua kali aku berpikir, apa salahnya menjadi guru? Tiga empat kali berpikir, apakah aku masih bisa melamar ke tempat lain sedangkan umur dan pengalaman kerjaku tidak cocok ke tempat lain.Kadangkala ingin membuktikan kepada orang-orang, guru bisa hidup sejahtera, walau tidak dari sekolah langsung.
Beberapa kali aku ditanya oleh guru yang sudah mengajar cukup lama. Kenapa aku tidak melamar saja ke perusahaan-perusahaan yang bisa membayar gaji besar ke pegawai-pegawainya. Mereka mengambil contoh murid-murid mereka yang sudah lulus dan bis hidup berlebih. Mereka mempertanyakan karena aku lulusan dari PTN yang masih dikagumi di Indonesia. Satu dua kali aku berpikir, apa salahnya menjadi guru? Tiga empat kali berpikir, apakah aku masih bisa melamar ke tempat lain sedangkan umur dan pengalaman kerjaku tidak cocok ke tempat lain.Kadangkala ingin membuktikan kepada orang-orang, guru bisa hidup sejahtera, walau tidak dari sekolah langsung.
Friday, November 01, 2013
Tawa dan murid
Bekasi,
Belakangan ini sering memikirkan hal-hal berupa kesenangan duniawi. Merasa bahwa uang penting. Tapi seringkali pula diingatkan oleh kejadian-kejadian di sekitar, terutama murid-murid, bahwa kebahagiaan tidak selalu berupa uang. Seperti yang terjadi hari ini. Aku bisa tertawa lepas melihat tingkah laku murid-muridku. Senang sekali rasanya bisa membuat mereka tertawa, membuat mereka setidaknya tidak menganggap matematika menyebalkan. Walau masih ada juga yang belum begitu suka matematika. Semoga aku terus berguna bagi orang lain.
Belakangan ini sering memikirkan hal-hal berupa kesenangan duniawi. Merasa bahwa uang penting. Tapi seringkali pula diingatkan oleh kejadian-kejadian di sekitar, terutama murid-murid, bahwa kebahagiaan tidak selalu berupa uang. Seperti yang terjadi hari ini. Aku bisa tertawa lepas melihat tingkah laku murid-muridku. Senang sekali rasanya bisa membuat mereka tertawa, membuat mereka setidaknya tidak menganggap matematika menyebalkan. Walau masih ada juga yang belum begitu suka matematika. Semoga aku terus berguna bagi orang lain.
Wednesday, May 08, 2013
Maroon 5 dan Belajar
Bekasi.
Pulang dari tempat mengajar, aku naik angkot pulang. Di angkot, supir memasang lagu-lagu membuat perjalanan tidak membosankan. Salah satu lagu yang dia pasang adalah lagu dari Maroon 5 yang berjudul I Won't Forget You. Mendengar lagu ini aku teringat tahun pertama aku mengajar di semester 2. Ssaat itu, aku memasang lagu di laptop untuk menemani anak-anak mengerjakan soal-soal matematika. Aku pun pergi ke WC sebentar, dan ketika aku kembali, aku menangkap basah seorang anak sedang mengganti lagu yang sedang dimainkan dengan lagu Maroon 5 tersebut. Aku tidak marah malah tertawa dan anak-anak lain pun tertawa.
Beberapa jam sebelum aku pulang, ada anak kelas 6 SD berkata seperti ini kepadaku: "Bu, besok-besok jangan hanya mengajar matematika ya tapi IPA dan Bahasa Indonesia juga." Anak ini berkata setelah ia selesai belajar untuk menghadapi UN hari terakhir. Aku tidak mengerti betul apa maksud dari perkataannya. Tapi aku tersadar bahwa aku harus belajar, memperdalam ilmu matematika dan juga tahu tentang ilmu lainnya.
Guru mengajar dan belajar. Hayuk!!! :)
Pulang dari tempat mengajar, aku naik angkot pulang. Di angkot, supir memasang lagu-lagu membuat perjalanan tidak membosankan. Salah satu lagu yang dia pasang adalah lagu dari Maroon 5 yang berjudul I Won't Forget You. Mendengar lagu ini aku teringat tahun pertama aku mengajar di semester 2. Ssaat itu, aku memasang lagu di laptop untuk menemani anak-anak mengerjakan soal-soal matematika. Aku pun pergi ke WC sebentar, dan ketika aku kembali, aku menangkap basah seorang anak sedang mengganti lagu yang sedang dimainkan dengan lagu Maroon 5 tersebut. Aku tidak marah malah tertawa dan anak-anak lain pun tertawa.
Beberapa jam sebelum aku pulang, ada anak kelas 6 SD berkata seperti ini kepadaku: "Bu, besok-besok jangan hanya mengajar matematika ya tapi IPA dan Bahasa Indonesia juga." Anak ini berkata setelah ia selesai belajar untuk menghadapi UN hari terakhir. Aku tidak mengerti betul apa maksud dari perkataannya. Tapi aku tersadar bahwa aku harus belajar, memperdalam ilmu matematika dan juga tahu tentang ilmu lainnya.
Guru mengajar dan belajar. Hayuk!!! :)
Saturday, April 20, 2013
Tawaran
Bekasi.
Pagi ini aku menerima telepon dari ibu temanku. Aku mengenal beliau karena dia pernah menawarkan suatu produk dan aku membelinya. Kali ini beliau menelepon untuk menawarkan suatu pekerjaan, yang dia sebut sebagai bisnis. Bisnis di bidang asuransi. Beliau bilang bisnis ini tanpa modal dan tidak akan ada kerugian. Kita bisa berbisnis hanya untuk menambah penghasilan atau bisa juga menjadi jenjang karir.
Ketika keadaan keuanganku tidak begitu bagus, tawaran ini aku pertimbangkan. Selagi aku pertimbangkan, masih di telepon, beliau bilang kalau aku benar-benar menggeluti bisnis ini, niat, semangat dan mau berubah, maka aku akan mendapat penghasilan yang bagus bahkan bisa meninggalkan pekerjaan mengajarku. Sesaat aku terdiam. Meninggalkan mengajar? Bagaimana bisa aku meninggalkannya? Walau kadang aku bertanya-tanya benarkah jalurku di bidang pendidikan?
Pendidik yang baik sebenarnya tidak akan mempertanyakan hal itu. Seharusnya sudah menetapkan hati dan benar-benar menekuninya dengan baik, tidak setengah-setengah seperti yang masih aku alami. Tapi meskipun masih ada rasa ragu-ragu tentang mengajar ini, mendengarkan kata meninggalkan mengajar membuatku 90% tidak jadi mempertimbangkan tawaran itu.
Semoga aku tidak ragu-ragu lagi menjadi pendidik, benar-benar sepenuh hati.
Tuesday, April 16, 2013
Berjuang
Bekasi.
Siapa pun harus berjuang di dunia ini, apa pun bentuk perjuangannya dan bagaimana pun caranya. Kadang kita berpikir bahwa masalah kita atau perjuangan kita yang paling berat. Tapi orang lain juga mempunyai masalah dan perjuangan mereka masing-masing.
Siapa pun harus berjuang di dunia ini, apa pun bentuk perjuangannya dan bagaimana pun caranya. Kadang kita berpikir bahwa masalah kita atau perjuangan kita yang paling berat. Tapi orang lain juga mempunyai masalah dan perjuangan mereka masing-masing.
Monday, February 04, 2013
Tawa dan Tegang
Bekasi.
Hari Jumat, 1 Februari 2013 ada dua kejadian di kelas yang aku ajar. Satu kejadian membuat tertawa terpingkal-pingkal, kejadian lainnya membuat jantung berdebar, takut terjadi sesuatu buruk. Kedua kejadian itu terjadi di kelas yang sama dan dengan jeda waktu yang tidak jauh.
Kejadian pertama, salah seorang murid, sebut saja Jo, memeragakan hal yang benar-benar lucu. Di sekolahku ini ada salah seorang murid perempuan, sebut saja Ata, yang tergabung dalam salah satu girlband. Dia bersama teman-teman dalam girlband tersebut membintangi iklan dan ngedance. Secara tidak sengaja, Ata dan temannya lewat koridor dekat kelas Jo, kelas yang sedang aku ajar. Jo dan teman-temannya memanggil Ata tapi hanya untuk menggoda saja. Lalu, teman-teman Jo menantang Jo untuk memeragakan gerakan girlband Ata. Ternyata Jo menerima. Jadilah Jo menunggu Ata dan temannya di depan pintu kelas. Aku senyum-senyum sambil duduk di belakang. Salah seorang yang lain bilang kepadaku: "Bu, maaf ya Bu.." Kemudian tibalah saat itu. Ata dan temannya lewat lagi di koridor, langsung saja Jo menari menirukan gerakan iklan di depan Ata. Semua anak kelas ini tertawa, tak terkecuali aku. Gerakan Jo benar-benar mirip dan lucu banget. Bahkan teman Ata tidak bisa menahan tawa. Jadi, sekarang kalau melihat iklan tersebut, aku selalu ingat Jo dan kelakuannya.
Kejadian kedua, tiba-tiba dua anak laki-laki berdiri dan ingin berantem. Dari raut muka mereka, aku tahu benar mereka tidak bercanda. Aku langsung melangkah ke arah mereka dan berusaha memisahkan. Untungnya ada anak laki-laki lain yang berbadan lebih besar membantuku memisahkan mereka. Setelah agak reda, mereka mau berantem lagi. Aku dan anak-anak laki lain langsung memisahkan. Melihat reaksi anak-anak lain, aku merasa ini bukan kejadian yang pertama seperti itu di kelas ini.
Pengalaman yang membuat emosi naik turun. Semoga aku mendapat hikmahnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)