Sunday, January 20, 2013

Galau

Bekasi.

Kata galau menjadi akrab di telingaku sejak tahun lalu Entah dari mana kata ini berasal atau siapa yang mempopulerkan, aku juga tidak tahu. Sebisa mungkin aku tidak ingin terpengaruh, dengan ikut-ikutan tren galau. Tapi aku punya satu cerita tentang kata galau ini.

Beberapa hari lalu, ada anak kelas 6 (anak yang aku ajar) berkata kepada rekan kerjaku, sebut saja nama anak itu Deni. 
Deni (D) : "Bu, saya galau Bu.." (Dia mengucapkan kalimat ini dengan raut wajah gembira dan tawa).
Teman Pengajar (TP) : "Udah galau-galau an aja."
Aku (A) : "Galau kenapa Den?"
D : "Ya galau Bu.." (masih dengan tawa di wajahnya dan bergerak tak tentu arah)
A : "Emang kamu tau galau itu apa?"
D : "Tau Bu.."
A : "Galau itu apa?"
D : "Galau itu diputusin pacar Bu.." (tetap dengan cengirannya, aku dan teman-teman pengajar pun langsung tertawa mendengar definisi anak ini tentang galau)
A : "Memang kamu udah punya pacar?"
D : "Udah Bu.. (masih cengar cengir) Saya butuh penghibur Bu.."
A : (hanya tertawa)
D : (sambil tertawa dan guling-guling) " Saya mimpi orang yang saya sayang Bu.."
A : (tetap tertawa)
TP : "Baru mimpi aja udah galau. Itu sih bukan galau tapi seneng"

Akhirnya percakapan itu terhenti karena anak ini harus pulang tapi tawaku masih belum bisa berhenti. Betapa media benar-benar berpengaruh. Seorang anak ikut-ikutan tren padahal dia belum tau arti galau itu sendiri. Sebuah hiburan bagiku tapi juga renungan.




No comments: