Friday, February 10, 2012

Jakarta - Lampung

Lampung,

Aku teringat kejadian sekitar dua minggu lalu. Saat itu hari Senin, tanggal dua puluh tiga Januari 2012, perayaan Imlek. Aku dan tiga orang kawan guru hendak kembali ke Lampung untuk bekerja. Kami berkumpul di mesjid Merak jam tiga sore. Akan tetapi setelah menunggu, kami baru bisa beli tiket ferry sekitar pukul empat sore. Ternyata kami harus menunggu lagi di dermaga 3, karena ferry baru saja membongkar muatan dan para penumpang baru hendak turun. Kami pun naik ferry, tapi menunggu lagi sebelum kapal benar-benar berangkat.

Ketika aku di Merak, angin sudah bertiup kencang sekali, membawa debu dan membuat pohon yang besar pun bergoyang. Sempat kuatir dengan keadaan angin. Ketika kapal berada di tengah lautan, kapal bergoyang cukup kencang. Beberapa orang pun merasa mual. Tak lama ada pengumuman bahwa keadaan laut kurang baik, sehingga penyebrangan dari Bakau pun ditutup. Kami pun berharap bisa tiba di Bakauheni dengan selamat. Syukurlah kami pun tiba dengan selamat sekitar pukul tujuh malam. Di Bakauheni, banyak penumpang terlantar karena penyebrangan dari Bakau ditutup. Ternyata tak lama setelah penyebrangan dari Bakau ditutup, penyebrangan dari Merak pun ditutup. Nampaknya cuaca memang tidak begitu baik.

Di Bakau kami pun menunggu mobil yang akan menjemput kami. Lagi-lagi kami menunggu, karena mobil tersebut terjebak macet. Kami menunggu sambil mengobrol dan memantau keadaan mobil tersebut. Lama tak kunjung datang, kami pun berinisiatif untuk naik ojek ke tempat mobil kami terjebak macet. Supir mobil tidak menjelaskan dengan baik keadaan mobil. Jadilah kami menunggu di pinggir jalan. Rasa lapar dan badan yang kurang sehat, membuat aku duduk dan makan nasi padang yang aku beli di Bakau. Syukurlah setelah itu badanku agak sehat. Sudah jam 9 lewat, tapi belum ada kepastian. Akhirnya kami bertemu dengan supir tersebut. Ternyata mobil kami ada di tengah mobil-mobil lain dan tidak bisa bergerak dan tidak tahu kapan bisa bergerak. Kami berencana untuk naik travel lain dan mengganti uang bensin-supir tersebut. Namun, supir dan bosnya kurang sepakat dengan kami atau dengan jumlah uang yang kami tawarkan. Sempat terjadi perdebatan, tapi supir tersebut merelakan kami pergi dengan catatan belum ada kesepakatan mengenai uang pengganti.

Salah satu dari kami mencari travel yang mau mengantarkan kami ke perkebunan tebu, tempat kami bekerja. Setelah bernegoisiasi alot, kami pun mendapatkan travel tersebut. Kami pun berangkat ke Tanjung Karang untuk menjemput satu orang guru lagi. Belum jauh dari Bakau, di tengah perjalanan ada beberapa warga yang sedang berselisih, seperti sedang tawuran. Untungnya mereka tidak mengganggu perjalanan mobil-mobil yang melalui jalan tersebut.

Lima jam perjalanan, kami pun tiba di perkebunan tebu sekitar pukul 2 pagi. Masih ada waktu tidur 3 jam, aku pun langsung beberes sebentar dan tidur. Perjalanan dengan berbagai peristiwa di dalamnya.

No comments: