Bekasi, 20 Desember 2016
Berawal dari percakapan utara-selatan (ngalor ngidul) di
Twitter dengan seorang kawan, sebut saja Snoopy, tercetuslah ide tantangan matikan
media sosial ini. Kami mulai lelah hayati dengan media sosial ini, terutama
Twitter, Instagram, dan Facebook walau sebenarnya kami perlu juga informasi
(yang akurat) dari media-media itu. Tapi akhir-akhir ini, terlebih lagi dengan
suasana politik negara, media banyak disalahgunakan. Sebenarnya bukan hanya
politik, sebelumnya juga banyak pengguna yang menyalahgunakan media sosial
untuk memojokan seseorang. Selain itu, informasi dari Snoopy, ada lingkaran pengguna
media sosial, yang memanfaatkan lingkaran itu untuk kepentingan golongan,
misalnya penjurian lomba-lomba yang berhubungan dengan media sosial. Ada pula
kaum muda yang melakukan hal-hal tertentu, kadang tidak sesuai dengan diri
mereka, demi eksis di media sosial. Hebat kawan bernama Snoopy ini, tahu info
banyak. :D
Dari keresahan-keresahan itu, muncullah ide untuk mematikan
media sosial, tidak melakukan kegiatan (menulis status, retweet dll) di media
sosial yang kami punya yaitu Twitter, Instagram dan Facebook. Awalnya kami
ingin melakukannya selama sebulan. Namun, langkah besar dimulai dari langkah
pertama. Maka kami mulai dengan jangka waktu seminggu, mulai dari Senin 12
Desember 2016 hingga 18 Desember 2016. Saya pun bilang ke Snoopy, godaan berat
juga, karena di minggu itu ada final piala AFF 2016, Indonesia vs Thailand, dan
keinginan untuk menulis status lumayan besar. Tapi kita tidak akan tahu bila
tidak dicoba. Challenge accepted.
Hari pertama saya lalui dengan lumayan, sempat juga mau
membuka twitter tapi langsung teringat tantangan ini. Tantangan di hari kedua
hingga hari terakhir bisa dilewati. Apa pengalaman yang bisa saya ambil dari
tantangan ini? Ternyata ada beberapa hal. Pertama, menahan diri itu butuh niat
yang kuat dan teman juga bisa membantu memperkuat niat ini. Thanks Snoopy!
Kedua, selesai menjalankan tantangan, intensitas untuk membuka media sosial
tidak sebesar dulu. Ketiga, waktu yang tadinya digunakan untuk mengakses media
sosial, bisa digunakan untuk hal lainnya. Misalnya jadi lebih fokus membuat
proposal, membersihkan ruangan yang tadinya cuma niat-niat belaka. Keempat,
tidak mengikuti trending topic yang nyeleneh membuat otak sedikit beristirahat.
Itulah sedikitnya empat hal yang bisa saya dapatkan dari tantangan matikan
media sosialmu.
Sudah dua hari berlalu dari ditutupnya tantangan itu, saya hanya
melihat twitter dan instagram sesekali, tapi masih belum membuka facebook.
Bahkan kawan Snoopy berniat untuk lanjut tidak membuka Facebook hingga akhir
tahun, dan saya sepakat :D. Kalau ada untungnya, kenapa tidak coba untuk matikan
media sosialmu? Setidaknya untuk sementara waktu.
No comments:
Post a Comment