Bekasi,
Hari
ini saya mendonorkan darah di GKI Hankam, Pondok Gede. Beberapa hari sebelumnya
saya sudah melihat spanduk yang terbentang di depan gereja itu. Setelah yakin
bahwa badan sehat dan kuat, sekitar jam 10 an, saya naik angkot menuju gereja.
Karena ada mobil PMI di parkiran, maka saya pun masuk ke dalam gereja.
Sempat
agak bingung harus gimana, karena petugas PMI yang berbaju merah tidak mengatakan
apa - apa. Begitu pula dengan petugas dari gereja. Tapi saya melihat form merah
di sana, jadi lah saya ikut mengisi di sana dan menyerahkan ke petugas paling
dekat pintu. Darah di cek dengan mengambil sampelnya dari jari manis sebelah
kanan, syukurlah Hb memenuhi syarat. Saya berpindah meja dan petugas lain
memeriksa tekanan darahku. Lagi - lagi saya bersyukur, tekanannya normal. Dua
pemeriksaan ini yang buat was - was. Karena bila tidak sesuai ketentuan,
artinya harus pulang dan belum boleh mendonor.
Sesudah menunggu, akhirnya giliran untuk berbaring dan diambil darahnya. Ibu petugas sempat kesulitan sebentar mencari tempat untuk menusukkan jarumnya, tapi teratasi. Beberapa menit berlalu, akhirnya kantong darah sudah penuh. Petugas PMI mengambil juga sampel darah untuk ditaruh di dua atau tiga botol kecil. Dan, selesai! Tidak lupa saya mengambil makanan dan kartu donor darah yang sudah diisi. Syukurlah hari ini lancar. Ini adalah donor darah ketiga, tapi kedua kali yang tercatat di kartu, karena pertama kali saya mendonorkan darah, karena kebutuhan mendesak, belum punya kartu.
Jadi
teringat pertama kali mendonorkan darah. Ceritanya cukup panjang. Secara
singkat, ibu dari seorang teman yang baru saya kenal beberapa hari masuk rumah
sakit. Sebenarnya ibu ini memang sudah sakit dari lama dan butuh bantuan darah.
Saat itu rumah sakit kehabisan golongan darah untuk ibu ini. Anak - anaknya
yang golongan darah sama sudah diambil darahnya tapi masih kurang. Ternyata
golongan darahnya sama dengan punya saya. Awalnya sempat takut untuk donor,
takut dengan jarum suntiknya, takut ngeliat darah yang banyak, dan masih banyak
lagi. Tapi ini untuk membantu orang lain, semua rasa takut disingkirkan.
Untungnya saya boleh mendonor dan semuanya lancar. Ibu itu masih bisa hidup
untuk melihat anaknya menikah beberapa bulan kemudian.
Semenjak
itu timbul keinginan untuk donor lebih rutin. Tapi kadang waktu donor dari
tempat - tempat yang saya tahu, tidak pas. Kadang saya sedang datang bulan,
atau sedang tidak fit. Jadilah donor kedua, kira - kira tiga tahun setelahnya
setelah mencari tahu syarat untuk mendonor dengan baik.
Hari
ini donor ketiga, 2 tahun setelahnya. Tadi ada beberapa orang yang sudah
mendonor sampai 15 kali atau lebih, keren sekali. Semoga saya bisa seperti
mereka. :)
Bekasi,
Hari
ini saya mendonorkan darah di GKI Hankam, Pondok Gede. Beberapa hari sebelumnya
saya sudah melihat spanduk yang terbentang di depan gereja itu. Setelah yakin
bahwa badan sehat dan kuat, sekitar jam 10 an, saya naik angkot menuju gereja.
Karena ada mobil PMI di parkiran, maka saya pun masuk ke dalam gereja.
Sempat
agak bingung harus gimana, karena petugas PMI yang berbaju merah tidak mengatakan
apa - apa. Begitu pula dengan petugas dari gereja. Tapi saya melihat form merah
di sana, jadi lah saya ikut mengisi di sana dan menyerahkan ke petugas paling
dekat pintu. Darah di cek dengan mengambil sampelnya dari jari manis sebelah
kanan, syukurlah Hb memenuhi syarat. Saya berpindah meja dan petugas lain
memeriksa tekanan darahku. Lagi - lagi saya bersyukur, tekanannya normal. Dua
pemeriksaan ini yang buat was - was. Karena bila tidak sesuai ketentuan,
artinya harus pulang dan belum boleh mendonor.
Sesudah menunggu, akhirnya giliran untuk berbaring dan diambil darahnya. Ibu petugas sempat kesulitan sebentar mencari tempat untuk menusukkan jarumnya, tapi teratasi. Beberapa menit berlalu, akhirnya kantong darah sudah penuh. Petugas PMI mengambil juga sampel darah untuk ditaruh di dua atau tiga botol kecil. Dan, selesai! Tidak lupa saya mengambil makanan dan kartu donor darah yang sudah diisi. Syukurlah hari ini lancar. Ini adalah donor darah ketiga, tapi kedua kali yang tercatat di kartu, karena pertama kali saya mendonorkan darah, karena kebutuhan mendesak, belum punya kartu.
Jadi
teringat pertama kali mendonorkan darah. Ceritanya cukup panjang. Secara
singkat, ibu dari seorang teman yang baru saya kenal beberapa hari masuk rumah
sakit. Sebenarnya ibu ini memang sudah sakit dari lama dan butuh bantuan darah.
Saat itu rumah sakit kehabisan golongan darah untuk ibu ini. Anak - anaknya
yang golongan darah sama sudah diambil darahnya tapi masih kurang. Ternyata
golongan darahnya sama dengan punya saya. Awalnya sempat takut untuk donor,
takut dengan jarum suntiknya, takut ngeliat darah yang banyak, dan masih banyak
lagi. Tapi ini untuk membantu orang lain, semua rasa takut disingkirkan.
Untungnya saya boleh mendonor dan semuanya lancar. Ibu itu masih bisa hidup
untuk melihat anaknya menikah beberapa bulan kemudian.
Semenjak
itu timbul keinginan untuk donor lebih rutin. Tapi kadang waktu donor dari
tempat - tempat yang saya tahu, tidak pas. Kadang saya sedang datang bulan,
atau sedang tidak fit. Jadilah donor kedua, kira - kira tiga tahun setelahnya
setelah mencari tahu syarat untuk mendonor dengan baik.
Hari
ini donor ketiga, 2 tahun setelahnya. Tadi ada beberapa orang yang sudah
mendonor sampai 15 kali atau lebih, keren sekali. Semoga saya bisa seperti
mereka. :)
No comments:
Post a Comment