Bekasi, 25 November 2015
Hari ini adalah hari guru. Teringat guru - guru dari TK, SD, SMP, dan
SMA. Beberapa bisa saya ingat dengan jelas, lainnya hanya ingat rupa dan nama.
Jadi ingin mengingat mereka.
Bu Sri, guru kelas 1 dan 2 SD. Terakhir ketemu bulan lalu dan beliau
masih ingat, walau saya sudah pergi ke Bandung, Lampung dan jarang bertemu
dengannya. Ada satu hal yang selalu diceritakan ibu saya setelah bertemu dengan
Bu Sri. Saya masih di kelas 1 sepertinya, lalu melihat rapor di rumah dan di
bagian kehadiran dituliskan saya ijin 1 hari. Menurut ibu saya, saat itu saya
protes dengan bilang bahwa saya selalu datang ke sekolah dan tidak pernah ijin.
Saya membayangkan ketika kecil dengan seriusnya berkata seperti itu :) dan juga
membayangkan ibu yang mungkin tersenyum mendengar perkataan anaknya. Masih
menurut cerita ibu, saya pergi ke sekolah dengan ibu, bertemu dengan Bu Sri dan
ibu menceritakan semuanya. Bu Sri juga tersenyum. Dia tidak marah bahkan
meminta maaf kepadaku. "Maaf ya Ndok.."
Bu Tiwi, guru SMP. Darinya saya belajar untuk berhati - hati menggunakan
kata 'mungkin' dan 'sesuatu'. Padahal Syahrini jadi populer karena kata
itu.
Pak Didi, guru SMA, guru matematika. Banyak orang bilang guru pelajaran
eksak sebagai guru killer. Tapi tidak dengan beliau. Sampai sekarang yang saya
ingat adalah bagian tertawa dan canda yang sering kali dia berikan. Hanya
sekedar penjual es atau rujak bebeg yang lewat di depan sekolah bisa jadi lucu
karena beliau.
Ya itulah, tiga dari sekian banyak guru yang pernah mengisi hidup saya,
bahkan sampai sekarang. Bagaimanakah saya diingat oleh mereka dan murid -
murid?
Selamat Hari Guru Nasional!
No comments:
Post a Comment