Seminggu lalu,
tepatnya 12 Agustus 2015, aku dan temanku berkesempatan menggunakan
fasilitas yang disediakan pemerintah provinsi DKI Jakarta yaitu bus Wisata
Keliling Ibukota. Kami berangkat dari halte transjakarta Pinang Ranti sekitar
pukul delapan pagi. Tentu saja hari kerja membuat jalan Jakarta padat sekali.
Dari dalam bus transjakarta kami bisa melihat jalan didominasi orang - orang
yang hendak berangkat kerja atau kuliah.
Sekitar jam sembilan
lewat empat puluh lima menit kami tiba di halte transjakarta Monas. Sebelumnya
kami transit dulu di halte Semanggi, kemudian menyusuri koridor menuju halte
Benhil dan naik bus transjakarta tujuan Harmoni. Temanku bertanya ke petugas tentang
bus wisata keliling dan ternyata kami harus keluar dari halte dan menyeberang
untuk menunggu di halte. Sepuluh menit kemudian datanglah bus yang dinanti.
Kami dan juga seorang bapak tua yang sudah menunggu naik ke dalam. Aku dan
temanku langsung menuju ke tempat duduk yang ada di bagian atas. Ya, bus ini
terdiri dari dua tingkat.
Bus ini pun
berangkat ke arah harmoni, menyusuri kali (atau sungai?). Beberapa daerah yang
kami lewati dan aku kenal adalah Pasar Baru, Gedung Kesenian Jakarta, penjual
lukisan, Lapangan Banteng, Masjid Istiqlal, Katedral, Monas, Istana Merdeka,
dan beberapa gedung pemerintahan.
Sepinya pengguna bus
ini di hari kerja membuat kami bisa memilih tempat duduk dengan leluasa dan
berkeliling sebanyak dua kali. Secara umum, naik bus ini menyenangkan, apalagi untuk liburan. Tapi
tidak ada guide yang menceritakan
tentang tempat - tempat yang kami lewati. Selain itu, daerah yang dilalui tidak
sebanyak ekspetasi kami. Hal lain yang kami amati, ternyata ada juga yang
menggunakan bus ini untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain karena gratis.
Ga ada salahnya juga apalagi jika yang menggunakan orang - orang yang sudah
tua. Terima kasih pemerintah provinsi DKI Jakarta dan semoga pelayanan semakin
lebih baik lagi.